Lokasi Anda saat ini adalah:Harum Energy > Lifestyle
Penataan Malioboro tidak bisa instan
Harum Energy2025-03-28 13:17:08【Lifestyle】8rakyat jam tangan
Perkenalantrisula 88 slotMenyediakan konten berita menarik dalam dan luar negeri yang komprehensif,Selasa Wage, 23 Juli 2019 bertempat di pintu barat kepatihan digelar Dialog Budaya & Gelar Seni “Yo rekap macau
Selasa Wage,rekap macau 23 Juli 2019 bertempat di pintu barat kepatihan digelar Dialog Budaya & Gelar Seni “Yogya Semesta” seri 119 kerjasama dengan Bappeda DIY, narasumber Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Indra Trenggana/budayawan, Ari Wulu/penata musik gamelan dan Achmad SM (IAI) dipandu host Hari Dendi didampingi Rommy Heryanto. Diawali dengan alunan gamelan dari Gamelan dan Suluh gayam 16, pameran hasil karya lukis dari 4 siswa SMSR yang dilanjutkan dengan sajian tari beksan gaya Yogyakarta Langen Mandra Wanara dengan lakon Senggono Duto yang dibawakan oleh pamong SMKN 1 Kasihan, Bantul.
Heroe Poerwadi mengawali dialog budaya yang bertopik “ Malioboro, ruang kreativitas publik” dengan ungkapan untuk menuju Malioboro sebagai sebuah pedestrian tidak bisa dilakukan dengan instan, tapi butuh proses berupa tahapan-tahapan dimana dalam setiap tahapan dievaluasi agar tidak memunculkan dampak negatif bagi para pemangku kepentingan di Malioboro. Pada tahap awal ini Malioboro kita konsep sebagai semi pedestrian dan telah dilakukan uji coba dua kali selasa wage. Untuk selasa wage yang pertama berbagai masukan telah kami terima dan kita terapkan dalam kebijakan di uji coba kedua ini, sedangkan hasil dari uji coba kedua akan kita diskusikan, guna diketahui pernasalahan yang muncul dan alternatif solusi dari permasalahan tersebut. Pemkot telah melakukan rekayasa lalu lintas, penyediaan sarana parkir dan upaya membiasakan masyarakat baik melalui sosialisasi, edukasi maupun kebijakan yang langsung diterapkan dalam pelaksanaan semi pedestrian Malioboro. Terkait dengan lalu lintas masalah yang muncul adalah arus masuk dengan arus keluar lalu lintas pada satu titik temu yang berpotensi membuat macet oleh karena itu Pemkot berupaya untuk menata arus lalu lintas dengan jalan searah dan tata kelola lampu pengatur lalu lintas. Untuk masalah parkir kami berkoordinasi dengan PT KIA agar di kawasan stasiun Tugu bisa dibangun lahan parkir yang bisa memuat 1300 kendaraan.
Menurut Indra Trenggana, budayawan muda bertutur bahwa Malioboro adalah ikon Kota Yogyakarta, jika kita berbicara tentang Malioboro maka tak lepas dari tiga hal, yakni ; Malioboro dan Romantisme, Malioboro dan ekonomi wisata, Malioboro dan peradaban Kota Yogyakarta. Sementara Ari Wulu berujar bahwa dari pengalamannya dalam menyusuri trotoar malioboro telah lahir berbagai ide dan gagasan kreatif dalam bermusik, sehingga bagi saya Malioboro sangat dinamis dalam memberi ruang untuk berkreasi dan berkarya. Sedangkan Achmad SM, menyampaikan bahwa penataan ruang publik apalagi seperti Malioboro harus dilakukan secara bertahap dan terukur agar diperoleh hasil yang memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan di Malioboro.
Dalam dialog tersebut ada pengunjung Malioboro yang berasal dari luar kota menyampaikan keluhannya tentang tempat pembuangan sampah yang dirasa masih kurang. Menanggapi tentang sampah Heroe Poerwadi menjelaskan bahwa jumlah bak sampah di Malioboro telah memenuhi standar kebutuhan, namun kebanyakan orang yang membuang sampah justru di sekitar bak sampah. Hal ini menimbulkan tumpukan sampah di sekitar bak sampah. Mensikapi itu Pemkot dan Paguyuban Pedagang Malioboro tengah membangun gerakan komunitas yang memungut sampah dan mengelola sampah. Sampah dipungut dijadikan dalam satu tempat yang kemudian secara reguler diambil oleh DLH, sedangkan sampah yang bisa didaur ulang akan dikelola agar bisa memberi manfaat. Selain itu melalui UPT Malioboro dibangun kesadaran untuk membuang sampah dan memungut sampah yang dibuang tidak pada tempatnya melalui senyum sapa petugas pada pengunjung sembari mengingatkan agar membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
Pemkot mengapresiasi dan berterima kasih atas berbagai masukan dari para pengunjung, pemerhati dan budayawan untuk dijadikan masukan dalam merumuskan kebijakan tentang Malioboro. Dialog Budaya diakhiri dengan penyerahan Cinderamata oleh Heroe Poerwadi pada para nara sumber dalam dialog Budaya. (ant)
Besar!(35)
Artikel sebelumnya: Buka Puasa Di Panti Wreda, Sekda Beri Motivasi Kepada Penghuni Panti
Artikel selanjutnya: Tiga Pokdarwis Kota Yogyakarta Maju Lomba Tingkat DIY
Berita terkait
- Pemkot Kembangkan Wisata Minat Khusus Lomba Burung Berkicau
- Bangun Semangat Wirausaha Lewat Gebyar UMKM Ngampilan
- Forum Bank Sampah Kota Yogya Tambah Wawasan 3R dari Malang
- Festival Destinasi Jeron Beteng Semarakkan Libur Lebaran di Yogya
- RPK Diharapkan Bisa Bantu Pasarkan Hasil Produksi Warga
- Mengenang Kotabaru Kuno dan Kini Melalui Fotografi
- Harhubnas Momentum Edukasi Tertib Lalu Lintas Sejak Dini
- Rakernas Apeksi XVI Libatkan Pemuda Bahas Tantangan Masa Depan
- Wakil Walikota : KTA Pramuka bisa untuk menabung di Bank
- Satu Rumah Satu Jumantik Cegah DBD di Kota Yogya
Berita hangat
Rekomendasi berita
Verifikasi WKSBM Pitulung Sesarengan di Kelurahan Suryatmajan
Lansia Panti Wredha Budi Dharma Terima Bingkisan Pemkot Yogya
Penanganan Penyakit Kardiovaskuler Layanan Unggulan RS Jogja
Pemkot Yogya Berikan Edukasi Proteksi Kebakaran pada Bangunan
Pemkot Yogya Hadiri Puncak Hakordia 2021
Semarak Peringatan HUT ke-78 RI di Kompleks Balai Kota Yogyakarta
Pemkot Yogya Bakal Galakan Pembentukan Bank Sampah Khusus
Pemkot Berikan Vaksinasi Booster Kedua Untuk Awak Media